Pasti banyak yang sudah tidak asing dengan hutan mangrove. Ekosistem ini menjadi salah satu elemen penting dalam upaya pelestarian lingkungan di Indonesia. Ekosistem mangrove memiliki peran penting dalam menyeimbangkan kondisi lingkungan di wilayah pesisir. Selain menjadi habitat bagi berbagai jenis flora dan fauna, hutan mangrove juga berfungsi sebagai benteng alami yang melindungi daratan dari abrasi, gelombang pasang, dan bencana alam seperti tsunami. Meski memiliki ketahanan yang tinggi, mangrove tetap memerlukan perawatan agar tumbuh dengan baik dan berfungsi secara maksimal.
Salah satu kendala dalam merawat mangrove adalah adanya teritip (barnacle), organisme laut yang kerap menempel pada akar dan batangnya. Teritip dapat merusak kulit mangrove dan berpotensi menyebabkan kematian pada pohon mangrove muda. Selain itu, keberadaan teritip ini bisa menghambat pertumbuhan serta mengurangi fungsi mangrove dalam melindungi pesisir. Karena itu, diperlukan pemantauan dan perawatan berkala agar ekosistem mangrove tetap terjaga dan memberikan manfaat secara optimal.
Ancaman Teritip Bagi Mangrove
Teritip merupakan hewan laut kecil dari kelompok krustasea yang sering menempel pada berbagai permukaan, termasuk akar dan batang mangrove. Meski ukurannya kecil, teritip dalam jumlah banyak dapat menyebabkan berbagai masalah bagi mangrove, seperti:
- Menghambat Penyerapan Oksigen
Akar napas pada mangrove mempunyai peran penting dalam menyerap oksigen dari udara. Namun, jika permukaannya tertutup oleh teritip, proses pernapasan pohon akan terganggu, yang pada akhirnya dapat menghambat pertumbuhannya.
- Merusak Struktur Akar dan Batang mangrove.
Seiring waktu, Teritip dapat membuat akar, batang dan kulit mangrove menjadi lebih rapuh. Kondisi ini tentu saja meningkatkan resiko patah pada akar atau batang saat terkena gelombang atau arus yang kuat.
- Menyebabkan stres pada pohon mangrove, yang dapat berujung pada kematian.
- Menurunkan Efektivitas Mangrove Dalam Melindungi Pesisir.
Jika kesehatan pohon mangrove terganggu, maka kemampuannya dalam menahan abrasi dan melindungi pesisir juga akan berkurang.
Dengan pemantauan dan perawatan rutin, gangguan yang ditimbulkan oleh teritip pada mangrove dapat diminimalisir.
Pembersihan Manual untuk Mengatasi Teritip pada Mangrove
Salah satu cara yang paling umum digunakan untuk membersihkan teritip pada mangrove adalah dengan pembersihan secara manual. Cara ini dilakukan dengan alat khusus atau sikat untuk menghilangkan teritip yang menempel pada akar dan batang mangrove. Cara ini cukup efektif karena memungkinkan pembersihan secara langsung tanpa menggunakan bahan kimia yang dapat merusak ekosistem.
Namun, dalam pelaksanannya, pembersihan secara manual harus dilakukan dengan sangat hati-hati agar tidak merusak kulit mangrove. Selain itu, pembersihan manual dilakukan secara berkala untuk mencegah teritip berkembang biak dalam jumlah besar. Dengan pemantauan dan perawatan rutin, keberadaan teritip dapat diminimalisir, sehingga mangrove tetap dapat menjalankan fungsinya secara optimal dalam menjaga dan melindungi pesisir.
Perawatan dan Pemantauan Mangrove untuk Pertumbuhan yang Optimal
Selain melakukan pembersihan manual terhadap teritip, perawatan lain yang perlu dilakukan dan tidak kalah pentingnya dalam merawat mangrove adalah membersihkan hama daun, lumut pada batang dan akar mangrove dan sampah di sekitar area pertumbuhan mangrove.
Hama yang menyerang daun mangrove dapat merusak jaringan daun dan mengurangi luas permukaan daun yang digunakan untuk menyerap sinar matahari. Hal ini tentu saja dapat menghambat proses Fotosintesis, yang merupakan mekanisme utama dalam menghasilkan energy dan nutrisi. Jika serangan hama dibiarkan, mangrove dapat mengalami pertumbuhan yang terhambat.
Sama seperti halnya teritip, lumut yang tumbuh pada akar dan batang serta sampah terutama sampah plastik yang menumpuk di sekitar area pertumbuhan mangrove dapat menghambat aliran air dan menutupi akar mangrove, yang pada akhirnya mengganggu suplai oksigen dan nutrisi bagi mangrove.
Pemantauan secara berkala menjadi bagian penting dalam perawatan mangrove. Dengan terus memeriksa kondisi akar, batang, daun dan lingkungan sekitarnya, gangguan seperti pertumbuhan teritip, serangan hama atau pencemaran dapat segera diketahui dan ditangani sebelum menyebabkan kerusakan pada tanaman mangrove. Dengan perawatan dan pemantauan yang rutin, mangrove diharapkan dapat tumbuh dengan optimal dan dapat berfungsi sebagai benteng alami yang akan melindungi pesisir dari abrasi dan bencana alam.
Dokumentasi: Tim Seasoldier.
Kontributor Artikel: Novi W Lestari
Referensi
- “Barnacles”.Seahistory.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2025-02-18.